Postingan

MAAf, aku tak mampu melupa

 terlalu banyak waktu yang kita lalui pahit manis masa sudah kita rasakan aku tak oeduli, kamu yang ingin kumiliki hinggai badai datang menghancurkan     ingatkah, di jembatan rawa kala itu,      kita pernh menyatukan ati yang terlalu paru     kembali mengukir janji yang sudah melayu     bali, tempat kenangan terindahku sampailah dititik terendahku  dimana aku tak mampu mempertahankanmu aku yang tak mampu melupakanmu setelah rintangan menguji kesabaranku tapi rasa yag sama masiih tinggal dibenakku maaf, aku tak mampu melupakanmu

SENJA YANG TAK KUMILIKI

Siluet sore ini hadirkan berjuta kenangan hatiku kembali mengingat goresan kata yang manis tak terlaksanakan janji bersama yang diimpikan berakhir selamat tingggal     Aku dan kamu pernah ada      di bawah langit yang sama      bersama mendamba rasa      rasa yang tumbuh tanpa sapa      rasa yang muncul dengan Rahman-Nya waktu yang memisahkan musim yang menjauhkan  perbedaan yang menjadi halangan Senja, kau hadirkan seribu kenangan tapi tak pernah lagi kurasakan  

TITIK EGO KITA

 Biarlah besi itu melebur agar kita tak lagi hancur biarlah gunung itu bebas menderu agar kita tak lagi berseteru     Diamku kadang benci kadang rindu     Marahku dalam sepi diam membiru     Dan kamu, dingin acuh membisu     Seperti retaknya ego yang kita tunggu Aku dan kamu satu frekuensi  Dimana kta berdiri pada egoisasi tak ada halus lembuta atau puitisi kita pada titik ego yang merintangi

KERAS dan LEMAH

 jangan terlalu keras hingga mudah dipatakan jangan terlalu lemah hingga mudah diperas jangan ikuti ego hinggakau membatu jangan terlalu diam hingga kau dibuang     bergeraklah dalam hidup     dalam pergerakan ada keberkahan     ada kecintaan yang mendalam     ada kejaiban yang kau temukan jangan menyerah sampai dititik terakhir perjuangan jangan terpaku lalu ditelantarkan jangan merasa hingga hatimu tersikasa jangan besar hingga kau lupa siapa jati dirimu     wahai, tundukkanlah hatimu     lawan sikap kerasmu     kaamu manusia bukan, ?     lembut hatimu dan manis tutur katamu

JANGAN sesali KENANGAN

 aku pernah ada disana  aku pernah duduk bersama aku pernah satu atap dengan mereka orang berharga yang kini bagai langit dan tanah     aku tak tau mengapa, kenangan yang dullu terukir sirna     tempat yang dulu di harmoniskan, kini pudar     hanya tinggal bayangan masa lalu     tapi aku tak pernah menyesal kutulis puisi ini untukmu, sahabat lama ku tak pernah terbayang ini terjadi  kita yang dulu bagaikan ayam dan induknya, berganti dunia tapi yakinlah sekali lagi, aku tak pernah menyesal sejarah kita pernah ada

TERLUKA DI LAIN HATI

sempat aku bertanya merasakan mereka memposisikan di posisinya merasa tak enak hati mengganggunya tapi ternyata hati ini terluka     hanya karna aku takut, ego ini membentengi jiwa     takut termakan kata yang membelah ukiran hati     merasa dan terus merasa takut      aku tak pandai melihatkan, luka yang terlanjur ku sematkan mungkin aku bertahan untuk saat ini tapi aku takut menjadi orang lain esok lantas luapan amarah yang menguasai ajari aku tuk belajar menghargai diri sendiri

BELAJAR untuk MENGIKHLASKAN

 BELAJAR untuk MENGIKHLASKAN     tanda awal ku tak tahu     tanda kemudian ku tak sadar     aku termenung terdiam sejenak     salah apa hingga susah aku menggapainya detik jam berbunyi dan terus berjalan waktu tak henti hentinya mengejar aku terasa kosong tak tau apa yang sedang mengejar lelah tanpa arti hanya sekedar rintihan     ku lampaui batas ternyata jurag yang kutemui     luka atas pengharapan yang tak pasti     tanda itu, telah kurasakan sejak hadirnya pertama kali     tapi kuabaikan hingga aku menemui mati termenung dan terus bertanya kenapa, satu kata penghasil ribuan jawaban mungkin ego, obsesi menyeretku pada jurang kehancuran sampai-sampai aku tak ingat mana yang harus ku agungkan